Kisah ini adalah cerita nyata yang dialami oleh Angga Fauzan
yang merupakan pemuda asal boyolali yang saat ini sudah sukses dan berkuliah S2
di Edinburgh University UK.
Jika kamu mempunyai
mimpi yang besar, maka kamu harus terus menggapainya sampai mendapatkannya.
Mungkin hal inilah yang dialami oleh angga fauzan. Pria ini terus menghadapi
berbagai rintangan namun berkat kerja keras dan usaha yang tekun membuahkan
keajaiban baik dirinya dan keluarganya.
Saat ini, Angga yang sudah sukses meraih impiannya sudah
merasakan keajaiban yang datang kepada dirinya.
Ia pernah berada di titik terendah yang dialami bersama
keluarganya. Dirinya dan sekeluarga pernah tinggal di kandang kambing dan saat
ini ia berhasil lulus S2 di Skotlandia Inggris.
Kisah ini ia tuliskan dalam akun twitter pribadinya
@angga_fzn dimana ia dan seluruh keluarganya sudah sukses didalam dunia
pendidikan.
Kehidupan yang ia jalani dulu kini sudah berubah total.
Kisah yang ia ungkapkan di twitter ini kemudian menjadi viral dan banyak
menginspirasi masyarakat di indonesia setelah melihat kisahnya ini.
Ia merupakan generasi pertama yang ada dikeluarganya yang
lulusan SD, SMP, SMA sampai dengan kuliah S1 dan S2 di Edinburgh University UK.
Saat ini ia sudah mampu untuk melakukan renovasi rumah dari
bekas gubuk kandang kambing menjadi rumah permanen yang lebih layak untuk
ditinggali bersama keluarganya. Tak hanya itu ia juga sudah mempunyai 1 mobil
dan 2 motor yang digunakannya.
Angga juga bercerita bahwa dahulu sempat putus sekolah
berkali kali sampai saat ini bisa menyekolahkan adik adiknya sampai dengan
lulus dan memilih sekolah yang mereka inginkan.
Begini awal mula kehidupan Angga beserta keluarganya sampai dengan sukses
berkarir dan kuliah S2 di Edinburgh University UK.
Awalnya ia dan sekeluarga tinggal di kota Jakarta Timur.
Pada saat itu semua berjalan seperti biasa. Dimulai dari lingkungan, sekolah,
teman sampai dengan pendapatan keluarganya.
Bahkan angga pernah merasakan les bahasa inggris dan berada
di sekolah yang cukup bagus di jakarta timur. Dan saat itu bapaknya berjualan
ayam goreng dan lumayan laris.
Sampai akhirnya usaha keluarganya digusur karena akan
dijadikan taman dan membuat ia beserta keluarga pindah ke Boyolali dimana ini
merupakan kampung halaman dari bapak Angga.
Sesampainya di Boyolali, Jawa Tengah, ia dan keluarga
membersihkan dan melakukan renovasi kecil bekas kandang kambing yang
didapatkannya dari kakek untuk dirubah menjadi tempat tinggal. Sampai saat ini
ia dan keluarga masih tinggal disana.
Gubuk bekas kandang kambing di renovasi dan kondisinya masih
seperti itu sampai ia lulus dari ITB. Sebelumnya banyak rintangan yang ia
hadapi termasuk kasus bullying.
Saat SD ia sering kali mendapatkan bully dari teman
temannya. Hal ini ia dapatkan dari bully verbal sampai fisik kerap kali ia
teirma.
Sampai sampai ia memutuskan untuk memilih SMP yang berada
jauh dari rumah dan wilayahnya agar tidak berjumpa lagi dengan teman SD yang
suka melakukan bully tersebut.
Hampir Putus Sekolah Dikarenakan Tidak Ada Biaya
Angga (27) ini juga menceritakan mengenai bagaimana kondisi
rumahnya saat awal mula ditempati yang bekas kandang kambing. Mulai dari lantai
yang masih tanah, dinding yang dari gedhek atau anyaman bambu sampai dengan
atap rumah yang selalu bocor saat hujan tiba.
Kondisi rumahnya itu ia alami dari 2004 sampai dengan 2017.
Saat ini alhamdulillah ia sudah bisa merenovasi rumahnya tersebut yang ia
dapatkan dari gaji yang dihasilkannya. Dan saat ini rumahnya sudah rumah
permanen.
Ia juga menceritakan bagaimana perjuangan ayah dan ibunya
untuk mencukupi kehidupan dirinya dan keluarga.
Saat itu ayahnya bekerja sebagai pengrajin tembaga dan
ibunya berjualan gorengan yang dijajakan keliling kampung. Ibunya belanja di
pasar jam 09.00 dilanjut dengan memasak hingga 14.00 yang kemudian berjualan
keliling desa sampai dengan adzan magrib.
Ayahnya menjadi pengrajin tembaga dikarenakan desanya Tumang
Boyolali memang desa yang terkenal dengan pengrajin tembaga.
Angga yang merupakan anak pertama dari keluarganya mengaku
kerap kali mengalami kesulitan dalam sekolah khususnya masalah biaya
pendidikan. Ia hampir saja tidak lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya karena
masalah biaya.
Setiap akan dilakukan ujian, ia harus ke ruang guru terlebih
dahulu untuk meminta kartu ujian sementara dikarenakan ia belum lunas SPP
Sekolah.
Dan yang paling kritis adalah ia juga nyaris tidak masuk SMA
karena tidak mampu membayar biaya masuk atau pendaftaran. Angga pun secara diam
diam mendaftar sekolah SMA, dimulai dari berangkat memakai baju biasa yang
nantinya ganti baju formal di toilet sekolah.
Ketika diterima sang ayah harus mencari pinjaman kesana
kemari dan alhamdulillah ada yang meminjamkan untuk membayar uang gedung
sekolah.
Hidup dengan keterbatasan biaya tidak menghalangi angga
untuk bisa terus berprestasi dibidang akademik. Ini terbukti dengan ia yang
menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan masuk jalur
beasiswa.
Lulus SMA tahun 2012 lalu diterima di ITB melalui jalur
beasiswa Bidikmisi di fakultas Seni Rupa dan Desain dengan Jurusan Desain Komunikasi
Visual.
Cerita Sampai Kuliah S2 Di Edinburgh University UK Jalur Beasiswa
Sempat merasa tidak percaya diri akibat bullying dahulu
membuat Angga menjadi sulit bersosialisasi dan tidak percaya diri.
Namun karena ingin mengejar mimpinya yang besar, ia saat ini
mampu membuktikan diri bahwa ia sudah sukse. Pada saat SD sering dibuly yang
akhirnya membuat angga menjadi sering berada di perpustakaan dan menjadi
seorang pustakawan. Untungnya menjadi pustakawan ia mendapatkan bayaran bulanan
juga untuk membantunya bersekolah.
Karena ia sering di perpustakaan maka ia sering membaca
novel seperti laskar pelangi dan juga harry potter. Hal inilah yang membulatkan
tekadnya untuk bisa kuliah ke luar negeri seperti kisah di novel tersebut.
Pada waktu SMA sering ke warnet untuk mencari informasi
beasiswa ke inggris. Dan juga ia sering ke warnet hanya untuk melihat kampus
dan universitas yang ada di kota inggris tersebut.
Setelah menyelesaikan S1 di ITB angga kemudian mencoba untuk
mendaftar program dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk
melanjutkan pendidikan S2.
Usahanya untuk bisa mendapatkan beasiswa S2 itu tentu saja
tidak mudah. Ia sempat gagal untuk mendapatkan sertifikasi TOEFL sebanyak 4
kali beruntut.
Bertekad untuk bisa lulus tes, ia akhirnya berniat untuk
keluar dari pekerjaannya yang dulu dan mengikuti bimbingan intensif bahasa
inggris di kampung inggris Pare Kediri Jawa Timur.
Dan ternyata benar setelah mengikuti bimbingan tersebut ia
ikut tes IELTS dan berhasil. Kemudian ia melakukan persiapan untuk tes LPDP.
Ia melakukan persiapan pemberkasan bersama teman temannya.
Latihan wawancara dengan lima orang yang berbeda dengan bahasa inggris. Membuat
ratusan daftar pertanyaan dan jawaban dalam bahasa inggris sampai dengan
latihan essai yang diulas dan dinilai oleh banyak temannya. Hingga akhirnya ia
diterima beasiswa LPDP.
Angga akhirnya sukses mendapatkan beasiswa LPDP dan kuliah
di Edinburgh University Skotlandia Inggris. Ia kuliah dengan jurusan Desain dan
Media Digital pada tanggal 2018.
Yang menjadi hal unik, entah disengaja atau tidak. Ia
berangkat ke edinburgh di tanggal yang sama seperti novel Harry Potter
berangkat ke Hogwarts yaitu tanggal 1 September. Mimpinya yang berasal dari
novel favoritnya menjadi kenyataan.
Luar biasa ya..
Apakah kisah ini menginspirasi kamu??? Semoga kita semua
bisa sukses dalam hal pendidikan sampai dengan karir ya. Belajar dari
pengalaman dan inspirasi seperti kasus angga, dimana halangan biaya dan
kehidupannya yang susah tidak menjadi halangan ia mencapai mimpinya.
Semangat untuk kamu semua yang membaca artikel berikut ini.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar