HPK
PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) telah
mengajukan beberapa perubahan sistem dari skor badminton yang awalnya 3x21
dirubah menjadi 5x11
Hal ini sudah dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Hubungan Luar
Negeri PBSI yaitu Bapak Bambang Roedyanto.
Pada awalnya, PBSI sempat menolak untuk merubah format skor
dari 3x21 menjadi 5x11 yang awalnya direncanakan oleh federasi Badmintorn Dunia
(BWF) dalam rapat umum yang digelar tahun 2018 lalu.
Namun saat ini setelah dipertemukan dengan rapat antara
pengurus dan pelatih, PBSI pun kemudian melakukan pengajuan untuk membuat
perubahan sistem poin ni.
Saat itu memang ada beberapa negara yang menolak menggunakan
perubahan skor ini. Dan nantinya ingin pembahasan ini bisa dilanjutkan setelah
pergelaran Olimpiade 2021 tahun ini.
Namun kata Roedyanto, menurutnya sistem skor 5x11 akan
sangat cocok untuk bulutangkis kedepannya.
Selanjutnya
>>> Alasan Penolakan Tahun 2018 Lalu <<<
Menurut Rudy, ia menjelaskan bahwa penolakan sistem awal
5x11 tiga tahun lalu merupakan uji coba dari sistem skor yang mepet dengan
pelaksanaan kualifikasi Olimpiade 2020.
Rudy juga menuturkan “Itu karena saat itu BWF mau mengubah
format secepat mungkin. Hanya ada tiga atau empat uji coba di turnamen kecil,
lalu langsung diterapkan. Padahal saat itu kualifikasi Olimpiade 2020 akan
dimulai.”
Jadi menurutnya, jika menggunakan format baru para pemain
tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan adaptasi terhadap sistem skor yang
ada.
Badminton Tiongkok juga sudah melakukan uji coba di
kejuaraan nasional di Tiongkok bulan November 2020 dan menunjukkan statistik
yang cukup baik.
Selanjutnya
>>> Isu Aturan Tanpa Pelatih Saat Pertandingan <<<
Selain itu BWF juga mengajukan aturan baru mengenai pelatih
yang langsung ditolak oleh PBSI.
Aturan baru tersebut adalah mengenai tidak boleh ada pelatih
yang mendampingi pemain saat pertandingan berlangsung. Hal ini tentunya ditolah
oleh PBSI karena akan merugikan para pemain dalam mencari solusi bermain.
Oleh sebab uji coba dari tiongkok tersebut, maka tim PBSI
sudah mengajukan kembali mengenai perubahan sistem skor dari 3x21 menjadi 5x11.
Hal ini tentunya akan dilakukan uji coba terlebih dahulu
setelah Olimpiade Tokyo mendatang selesai.
Dan uji coba ini akan dilakukan selama satu tahun diseluruh
level turnamen.
Persyaratan lainnya adalah para pemain juga harus ada
masukan dan feedback mengenai sistem skor yang diberlakukan 1 tahun kedepan.
Selain indonesia yang memajukan proposal sistem skor ini,
ada juga negara Maladewa dan sudah mendapatkan dukungan dari BWF Asia.
Klik Next Untuk Membaca..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar